Cerita malam ...
__Jejak Kesakitan__
Bahkan aku berusaha bangkit dalam keterpurukan. Setelah kau tinggalkan. Setelah itu pula aku hancur. Seketika aku seperti debu yang beterbangan.
Entah ke mana arahnya. Aku bahkan pasrah. Memberikanmu pada orang lain yang lebih tepat. Menyayangi diriku juga hidupku setelah kepergianmu bukan lagi pilihanku. Hanya sebuah nama yang ku bawa berjalan dan berlari. Meneriakkan nama itu. Dan itu kamu. Tahukah? Seberapa dalam aku memendam kepedihan. Tentang kamu. Di otakku. Di fikiranku. Pergilah. Aku tak ingin kau kembali. Aku berusaha merangkak lalu berdiri kembali tanpamu. Seperti ini. Saat ini. Tanpa kamu. Aku akan menjadikan diriku adalah teman. Tidak lagi memikirkan tentang kamu. Lagi lagi kamu. Tidak lagi. Aku sudah cukup dengan tangisan itu. Mengaduh kepada orang terdekatku. Memeluk siapa yang sedang berada di sampingku saat itu. Menghiburku dan menceritakan dongeng terindah. Hanya untuk melupakanmu. Seperti itu melupakanmu. Begitu rapuh. Kalut. Kusut dan tak punyai arti apa-apa. Aku saat ini, bukan lagi yang kamu kenali dulu. Yang akan terus merengek di hadapanmu. Memohon agar kamu tetap tinggal. Tidak lagi. Aku tidak memiliki niat dendam. Hanya ingin melepaskan yang tidak seharusnya menjadi milikku. Aku bukan hakmu dan kamu bukan siapa-siapa untukku. Aku telah belajar keras untuk menjadikan diriku lebih mengenal kehidupanku juga kisah yang telah ku torehkan sendiri menggunakan tinta hitamku. Dan setelah ini, aku akan menuju senyum yang kau janjikan dulu. Senyum itu ku ukir dengan kegigihanku sendiri. Tanpa kamu. Bukan lagi kamu. Jangan pernah lagi kembali menyapaku sebagai kata pertemuan manis. Jika suatu hari kamu kembali, menyapalah layaknya teman yang hanya sekedar pernah bertemu sekali dan setelahnya hanya pertemuan biasa saja. Karena salam sapa terindah itu tidak lagi tertuju untuk kamu. Terimakasih setelahnya. Kamu memang sejarah tapi kamu juga adalah makam yang tertimbun ranting dan reruntuhan perasaanku dahulu. Aku memetik apel hijau untuk ku buatkan jus termanis pada senja dengan jingga yang paling merona. Aku berbahagia bersamaan dengan senyum termanisku menikmati segelas jus apel di sela hembusan angin.
Aku berbahagia lebih dari perkiraan dan kenyataan..
*N-Hab
No comments:
Post a Comment