Friday, September 1, 2017

Walau sebentar, tak perlu sejam.

Pernahkah terlintas di fikiranmu kita akan melakukan dialog ini? Walau sebentar, tak perlu sejam. Sekedar ingin kau tahu saja atau mengkhawatirkanku. Seperti ini saja.

Kamu : "Apa terjadi sesuatu?"
Aku :"Ya.."
Kamu :"Bolehkah aku bertanya apa masalahnya?"
Aku :"Seorang anak bodoh membuatku putus asa.."
Kamu :"Siapa yang berani membuatmu jadi seperti ini?"
Aku :"Itu maksudku. Tapi dia terus-terusan membuatku putus asa."
Kamu :"Itu tak benar. Seharusnya kamu selalu merasa nyaman."
Aku :"Tapi aku tak merasa nyaman. Hei kamu. Kenapa kamu selalu berpura-pura baik saja dan selalu menderita sendirian? Siapa lagi kalau bukan kamu yang selalu ku anggap ada di sampingku."
Kamu :"Aku tak berusaha membuatmu merasa nyaman ya."
Aku :"Jangan berfikir untuk memasang layar elektronik di hatimu, langsung saja katakan apa yang ada di fikiranmu, jangan mengatakan kamu tidak bisa. Itu tak benar , bahkan untuk merindukanku sekalipun kamu bisa. Karena aku ingin merindukanmu sama seperti kau merindukanku. Kau tak tau siapa yang belakangan ini membuatku tertawa dan menangis kan? Kau tak tahu siapa yang membuat hatiku sakit kan? Tentu saja kau tak tahu. Belakangan ini aku sedikit menjadi aneh. Bukan. Bukan aneh tapi lebih seperti itu. Jadi aku tidak suka kamu tanpa kabar dan aku tak suka kamu datang lalu pergi kemudian datang lagi begitu saja. Itu menggangguku. Sungguh. Sekarang aku tak suka jika aku harus bergantung padamu lagi. Sekarang, aku hanya ingin memelukmu. Lalu bagaimana denganmu? Kamu tidak perlu melakukan apa-apa. Bukan salahmu.."

Tapi mungkin khayalanku saja. Tidak akan terjadi seperti itu. Dialog itu hanya imajinasiku padamu. Maaf.

#GoodDoctor 🙏🏥❤

No comments:

Post a Comment